Dalam upaya membersihkan ruang publik atau benda-benda di rumah, sebagian orang menggunakan cairan pemutih untuk membersihkannya dari paparan virus corona. Padahal, cairan pemutih bisa menimbulkan karat pada besi dan memicu masalah pernapasan jika dihirup dalam waktu lama, apalagi jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi.
Cairan pemutih mengandung senyawa Natrium hipoklorit, senyawa kimia dengan rumus kimia NaOCl atau NaClO. Sifatnya yang korosif, ketersediaannya yang mudah, dan produk reaksinya membuat natrium hipoklorit memiliki risiko yang signifikan. Terutama, jika mencampur cairan pemutih dengan produk pembersih lain, seperti asam atau amonia, yang dapat mengeluarkan asap beracun dan berbahaya bagi manusia. [1]
Melalui perkembangan teknologi kimia, suatu turunan senyawa natrium hipoklorit, yaitu Hypochlorous acid atau asam hipoklorit (HOCl), HOCl dibuat dari proses elektrolisis sederhana dari larutan garam natrium hipoklorit. [2]
Penggunaan larutan HOCl sudah terbukti ampuh untuk membunuh kuman seperti bakteri gram positif dan negative serta beberapa jenis virus, serta aman untuk pernapasan dan kulit manusia jika tidak sengaja terpapar. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan HOCl tidak memberikan pengaruh buruk pada manusia.[3]
Disinfektan yang ideal bukan saja efektif dalam membunuh kuman, tetapi juga harus aman bagi manusia, dan tidak merusak benda-benda yang dibersihkan menggunakan disinfektan tersebut
Daftar Pustaka